wawan

wawan
wa2n

Jumat, 29 April 2011

BIO-FLOC TEKNOLOGI
Di usulkan oleh:
WAWAN SETYAWAN 26010210141005 2010
REKI   SUHARYADI   26010210130102 2010

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
SEMARANG
2010

1.PENDAHULUAN

 1.1.LATARBELAKANG

          Teknologi budidaya terus berkembang seiring dengan semakain banyaknya permasalahan yang timbul  dalam budidaya.Permasalahan penyakit virus seperti (WSSV, TSV, IMNV, LVNV, IHHNV),maupun bakteri yang terutama vibriosis,merupakan penyebaba utama kegagalan dalam budidaya udang maupun ikan.kualitas air laut cenderung menurun akibat limbah industry (buangan pabrik),aktivitas pertanian ,perkebunana,serta limbah rumah tangga dan perkotaan. Di samping itu , limbah tambak juga turut memperparah penurunan kualitas air laut.Akibatnya terjadi penyuburan di air laut (oraganik tinggi, N dan P tinggi), sehingga memacu perkembangan plankton dan bakteri baik yang bersifat merugikan antara lain semakin meningkatnya populasi blue grean algae dan dinoflagelata. Perkembangan populasi bakteri vibrio yang terus meningkat. Hal ini akan berakibat menimbulkan stress pada udang dan ikan , kekebalan ikan dan udang menurun dan mudah terserang penyakit.

        Adanya penurunan kualitas air laut dan berkembangnya bakteri pathogen menibulkan resiko masuknya bibit penyakit bila mengambil  air laut secara langsung tanpa melalui tendon dan sterilisasi. Untuk itu  , perlu  dilakukan  upaya  mengurangi air masuk  dari luar secara langsung , air baru yang di ambil dari laut atau lingkungan  luar harus di seterilkan dan di tamping dalam recervior , menerapkan system sedikit atau tanpa ganti air dengan menggunakan system semi atau tertutup maupun ressikulasi serta menerapan semaksimal mungkin bio sekuriti.Penerapan system sedikit atau tanpa ganti air memiliki resiko atau konsenkuensi antara lain terjadi penumpukan ammonia di dalam lingkungan  lingkungan tambak , perkembangan populasi plankton yang pekat dan terjadi kematian masal plankton ,aktivitas perombakan bahan organik  tinggi sehinga kebutuhan oksigen akan semakin tinggi , berkembangnya bakteri baik yang pathogen maupun non pathogen serta semakin besarnya kemungkinan udang atau ikan menjadi stres dan bermasalah.

1.2.TUJUAN

Untuk mengatisi berbagai masalah di bidang budidaya udang maupun ikan dalam lingkungan masyarakat.
Untuk meningkatkan produktifitas budidaya perikanan agar permintaan pasar terpenuhi
Disusun untuk mengikuti lomba gagasan karya tulis yang di selengarakan oleh PKM FPIK UNDIP semarang.
    

1.3. MANFAAT

Kualitas air akan lebih stabil sehinga dalam penggunaan air akan sedikit di tekan dan tidak boros dalam pemakaian air.
Menumbuhkan dan menjaga dominasi bakteri di dalam kolam akan lebih stabil daripada dominasi algae (plankton) karena tidak terpengaruh oleh sinarmatahari.
Bakteri akan terkumpul dan akan membentuk floc yang kemudian akan di manfaatkan oleh ikan atau udang sebagai pakan tambahan.
Sistem bio flok juga bias menekan pemberian pakan sehinga akan lebih efisien dalam biaya pengeluaran.





GAGASAN


KONDISIS KEKINIKINIAN

         Flok mengandung beragam macam bakteri ,jamur, mikroalga dan organism lain yang tersuspensi dengan detritus dalam air budidaya.Flok mentreatment dan mem biokonversi buangan terlarut dan buangan partikulat menjadi biomas microbial.Flok memainkan perang penting dalam trietment air dan produksi pakan alami , meurunkan pakan dan biaya pembuangan limbah dan mengeliminir kebutuhan artificial biosubtrat.Tahun tahun belakangan ini ,prosel flok microbial menarik perhatian seantero dunia untuk menggunakan teknologi ini ,terutama untuk pembudidaya ikan dan dang di kolam yang intensif dengan system closed.Tetapi hanya segelintir orang yang menyadari sejarah dan pontensial untuk budidaya beraneka jenis ikan air tawar dan air laut .

        Bio flok teknologi (BFT) mrupakan alat bioteknologi yang relative baru untuk mengontrol kualitas air di kolam ikan maupun udang ,untuk meminimalkan polusi,untuk me-recycle material pakan dan menurunkan biaya produksi. Ini semua sesuai dengan kebutuhan pengembangan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.Sekarang ,teknologi ini telah menarik perhatian akuakulturis  di seluruh dunia dan banyak petambak dan perusahaan telah mulai menggunakan teknologi bio flok ini.Hinga saat ini teknologi ini sudah sukses di amplikasikan di kolam ikan (kebanyakan budidaya ikan nila di Amerika serikat dan Israel) dan di tambak udang(di Indonesia dan lain lain).
Kelompok kerja BIO FLOK TEKNOLOGI , di ketahui oleh  Prof.Yoram Avnimelech didirikan 6 tahu lalu oleh Aquaculture Engineering society.

        Prof.yoram mengatakan bahwa kola berflok bias divisualisasi sebagai kolam yang membangun bio filter. Karena tambak ikan dan udang  mempunyai ekosisitem sendiri yang kaya akan komunitas microbial, ini dapat di gunakan untuk mengontrol kualitas air seperti halnya nutrisi dan kesehatan ikan dan udang. Nitrogen anorganik  yang di tambahkan ke kolam melalui pakan dapat diasimilasi oleh mikroorganisme ini dan di konversi menjadi protein microbial melalui penyesuaian C : N ratio.. udang  ikan dan spesies lain dapat memanen flok microbial dan memanfaatkan protein microbial ,sehinga efisien protein pakan berganda . di kolam koalm ini , pengaruh C/N ratio bias di prekdiksi dan jumlah kebutuhan karbohidrat dapat di hitung. Hasil eksperimen dan komersial yang ada mengindikasikan bahwa kolam BFT mencapai hasil panen yang tinggi, ramah lingkungan dan sisitem ekonois yang sustainable.

        Menurut angelito (2002),kebanyakan system manejem yang di gunakan tambak mengandalkan algae untuk memberikan stabilitas air dan nutrient budidaya. Sayangnya ,system ini sangat sulit untuk memainten karena banyak variable yang terkait. Tahun tahun belakangan ini , suatu model baru dalam dunia aquaculturesedang mendapatkan kemajuan dan penekanannya dalam hal ini adalah menstimulasi populasi bakteri di ekosistem kolam untuk memberikan tranformasi nutrien, pemanfaatan limbah melalui flokulasi “BIO FLOK” . namu demikian , perihal pengoprasian seperti biaya dan fungsionalitas menjadi penghalang untuk pengadaptasiannya. Dengan menggunakan kutur bakteri ‘mixed’, dia menunjukan bagaimana hal tersebut dapat menstimulasi , mempertahan kan dan memanejemn algae yang bermanfaat berbasis flokulasi selama setiap tahapan kulture.Proses konsep bio flok adalah bahan organic dalam tambak di aduk dan di aerasi agar terlarut dalam kolam air untuk merangsang bakteri heterotof aerobic menempel pada partikel organic, selanjutnya menyerap mineral seperti ammonia , fosfat dan nutrient lain dalam air budidaya.Dalam mengunakan teknologi bio flok akan meghasilkan  kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organic di daur ulang menjadi detritus yang bermanfaat bagi udang dan ikan. Berikut adalah hal hal yang penting dalam teknologi bio flok :

Penentukan ammonia dan bahan organic dalam teknologi bio flok..
       Dalam  system budidaya konvensional hanya 20 – 30 % N dan P yang termanfatkan , sebagian besar terbuang karena tidak termakan dan menjadi kotoran . N yang terbuang sebagian besar berbentuk ammonia.Selama masa budidaya bahan organic (sisa pakan , kotoran udang dan organismeyang mati termasuk plankton),akan terkumpul dan mengendap di dasar tambak dan sebagai bahan organic terlarut dalam air. Hal ini memicu berkembangnya bakteri (baik yang menguntukan dan yang merugikan). Kebutuhan oksigen di dalam air akan semakin besar. Bahan yang organic yang mengendap di dasar akan mengakibatkan kondisi yang menjadi kekurangan oksigen (anaerob), sehingga sebagian bakteri akan merombak bahan organic dengan memanfaatkan slulfat dan nitrat . Hasil dari perombakan secara anaerobic akan menghasilkan sejumlah senyawa beracun seperti asam sulfida , ammonia , nitrit dan metana. Untuk mencegah munculnya beberapa racun tersebut dapat di lakukan dengan cara menjaga agar selalu cukup oksigen dan bahan organic selalu dalam kondisi teraduk serta mencegah terjadinya daerah mati sebagai tempat endapan kotoran (lumpur).


Pentingnya C : N ratio untuk teknologi bio flok

        Bakteri heterotof dapat mensintesa protein dari karbohidrat dan ammonia , C : N rasio harus sesuai untuk keperluan bakteri , seimbang antara sumber  C  dan N. nilai C : N  ratio dalam media budidaya akan selalu berubah ubah tergantung dari masukan bahan yang di gunakan dalam budidaya . paka yang di berikan pada udang  atau ikan mengandung protein yang cukup tinggi dengan C : N ratio di bawah 9. Penumpukan ammonia hasil metabolism udang atau iakan dan perombakan bahan organic oleh mikroba akan memperkecil C ; N ratio sehinga pada suatu saat perlu adayan penambahan C organic untuk meningkatkan nilai C : N ratio sekaligus untuk menekan kandungan N anorganik ammonia yang bersifat racun. Pada nila C : N ratio yang rendah mikroba yang berkembang cenderung menggunakan senyawa N organic (asam amino , protein , amina), sebagai sumber N dalam nensintesis protein , sedangkan dalam nilai C : N ratio yang tinggi mikrobia yang berkembang mngguanakan N anorganik (ammonia dan nitrat) sebgai sumber N dalam menyusun protein dalam selnya. Namun apabila nilai C : N ratio terlalu tinngi berakibat terhambatnya proses penguraian baha organic karena kekurangan unsure N . Dalam penerapan teknologi bio flok , nilai C ; N ratio harus cukuptinggi , yaitu lebih dari 12 atau idealnya 15 – 20.
Penggunaan Carbon organic untuk teknologi bio flok

        Umumnya pakan yang di gunakan untuk budidaya memiliki C : N  ratio rendah. Hal ini mengingat pakan sengaja di ramu untuk hewan target yaitu ikan atau udang dan sedikit pertimbangan untuk lingkungan budidaya. Sehingga dampaknya terjadi penumpuka N dalam media budidaya. Untuk meningkatkan nilai C : N ratio maka perlu adanya penambahan C organic untuk meningkatkan nilai C ; N ratio dengan cara pemberian molasses , tepung terigu , tepung gaplek untuk menurunkan ammonia, di perlukan 20 gram karbohidrat per M3  untuk menetral kan 1ppm ammonia. penambahan C organic tergantung pada kandungan protein dalam pakan yang di gunakan , semakin tinggi kadar proteinnya maka semakin besar pula kebutuhan C organic yang harus di berikan untuk tambahan. Penggunaan C organic seperti molasses untuk meningkatkan C : N ratio serta pengaruhnya terhadap ammonia, total bakteri , dan mikroorganisme lain yang terkandung dalam air kolam
11.2.SOLUSI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI BIO FLOK
       
FILTRASI AIR
Awalnya kolam di isi air laut baru yang di saring dengan penyaring khususs ,agar mengeliminasi kepiting, remis dan tritip.kolam yang baru terisis di pupuk dengan pupuk nitrogen dan pospor selama 2 minggu. Setelah air kolam berkembang organism fitoplankton dan zooplankton, kemudian kolam di tebar bibit udang atau ikan .

PENGELOLAAN PAKAN
Feeding di atur sebesar 200 – 250 % dari biomasa udang , suatau jumlah pakan atau masukan organic yang jauh lebih besar dari yang di konsumsi udang. Kelebihan pakan tersebut untuk memelihara populasi bakteri yang nantinya akan di perlukan untuk menangani sebuah besar limbah buangan yang di hasilkan seiring meningkatnya biomasa udang. Pellet gandum yang mengandung protein 18% dengan rasio karbon atau nitrogen 20 : 1 di berikan sebanyak 90% dari total pakan yang di berikan .

PENGAMATAN KUALITAS AIR
Setelah kondisi bio flok berkembang selama minggu ke 7 atau ke 8 budidaya , PH dan alkalinitas menurun, sehinga karbodioksida meningkat.supaya kondisis tetap optimal , alkalinitas di pertahankan pada level 75- 90 ppm dengan penambahan kapur CaO atau kaptan. Awalnya , level oksigen menunjukan variasai diurnal seperti halanya dengan kolam budidaya dengan kolam intensif yang di kelola denga pergantiana air , setelah kondisis heterotof berkembang variasinya antara pagi dan sore tidak nyata.
PENGAERASIAN
Pengoprasian aerasiatau kincir bervariasai , selama siang hari kincir di nyalakan selama 50% jika biomas udang kurang dari 12.000 kg/ha sementara jika biomasa udang melebihi 12.000 kg/ha semua kincir di hidupkan dan di malam harinya .

PADAT TEBAR YANG TINGGI
Jika padat tebar udang turun di bawah 100 ekor/m2, akan menjadi lebih sulit untuk membentuk kondisi heterotof .padat tebar yang lebih tinggi tampaknya lebih cepat setabil dengan kondisi dasar tambak yang lebih bersih. Kondisi budidaya yang paling stabil dengan tebar antara 125 dan 140 ekor/m2. Pada biomasa udang yang lebih tinggi , aktifitas udang akan mengaduk dasar tambak yang lebih banyak smpah yang terkandung dalam dasar kolam akan tersapu oleh perputaran kincir .

PENGELOLAAN  BIO FLOK
Konsep pemeliharaan bio flok yag sehat sangat serupa dengan pengelolaan komonitas bakteri dalam penggunaan kompos dari limbah pertanian  kriteria kriteria berikut ini harus di penuh ini:

Tabel 1.komposisi nutrisi materi detritus (%DM ) dengan protein yang
             Beda.

kandungan    Kolam 1    Kolam 2    Rata rata      
Bahan organik    78    66    72      
Abu    21    32    26.5      
Protein     51    35    43      
Lemak    10    15    12.5      
Arginin    2,3    1.61    1.95      
Lisisn    2,5    1.7    2.1      
Methionin    0,61    0,36    0.48   

Data dari rod McNeil.
Kolam 1 : pakan berprotein 31,5 %
Kolam 2 : pakan berprotein 22,5%

PERGERAKAN AIR
Pergerakan air yang cukup untuk menjaga flok bakteri alam susupensi juga sangat kritikal.flok yang besar juga bias mengendapa jika tak ada pergerakan air. Belinze aquaculture menempatkan kincir 60% jaraknya dari sudut kolam kearah tengah kolam. Kincir kincir ini di arahkan  untuk menciptaka pergerakan air memutar searah jarum jam. Kecepatab air bervariasi dari 0,23 m/detik di bagian tepi hingga 0,05 m/detik di tengah kolam. Level oksigen di pertahankan di atas 4 ppm di seluruh bagian kolam
POSISI KINCIR

11.2.CARA CARA DALAM MENGEMBANGKAN BIO FLOC

Harus memahami tentang probiotik atau bakteri heterotof
Kebutuhan aerasi (oksigen) dan pengadukan bahan organic harus sesuai apa yang di butuhkan
Tanpa atau sedkit ganti air
Pakan yang digunakan adalah pakan yang berprotein rendah
Carbon organic untk mengimbangkan C : N ratio
Pengelolahan kualitas air secara intensif
Amplikasi kapur untuk control PH dan alkalinitas agar ikan atau udang tidak mudah stress
Perlu dilakukan pengamatan khusus dalam pengambilan keputusan
   
KESIMPULAN

           kondisis budidaya dengan siitem bioflok masih sedikit yang menjalankannya sehinga produksi ikan atau udang di indonesia semakin menurun. Dengan teknologi bio flok ini di harapkan prodoksi ikan dan udang indonesia khususnya para budidaya bisa meningkat dan tidak tergantug dari alam.dan dari pada itu teknologi bio flok di harapkan bias mengatasi berbagai masalah di dunia perikanan seperti penyakit WSSV yang sulit di hentikan perkembangan virusnya hinga saat ini. Dan bukan hanya itu saja bio flok juga di harapkan bias menghemat konsumsi pakan yang di berikan ikan atau udang.


DAFTAR PUSTAKA
Avnimeleh, Y.2006.mikrobial controlled ponds – principlesim and new developmen. Presentation in vegas.http://floc.aesweb.org/
conquest, L. and Albert Tacon,2006. Untilization of mikrobial floc in aquaculture syistem : A review.presentation in vegas 2006.
panjaitan, P. and yoram avnimeleh,2006.efec of C/N ratio on water qualiti in zero water exchange microscosms. Prensentation in ferenze.


CURICULUM  VITAE
Nama        :  WAWAN SETYAWAN
Tempat,tanggal lahir            :  Demak 10 Desember 1990   
Alamat                    :  DEMAK
Agama                    :  ISLAM
Hobi                    :  Olahraga , membaca
Moto hidup                :  Jadilah alif yang selalu tegak
Cita cita                :  Ilmuan
Organisasi                :  Saka Bahari Demak
Riwayat pendidikan
SD Negeri bango 2 kecematan demak kabupaten demak
SMP Negeri 4 demak
SMK Perikanan Demak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar