wawan

wawan
wa2n

Sabtu, 19 November 2011

Teknologi Bioflok sebagai alternatif informasi budidaya perikanan

Bioflok Teknologi sebagai alternatif informasi budidaya

Bioteknologi merupakan penggunaan sistem biologi atau organisme hidup dalam proses produksi. Bioteknologi memiliki cakupan manfaat yang luas bagi dunia perikanan dan budidaya ikan. Manfaat tersebut diantaranya, meningkatkan tingkat pertumbuhan ikan budidaya, meningkatkan nilai gizi pada pakan ikan,
meningkatkan kesehatan ikan, membantu memperbaiki dan melindungi lingkungan, memperluas cakupan jenis ikan, meningkatkan pengelolaan dan konservasi ketersediaan benih di alam.
Ciri utama bioteknologi adalah :1) adanya benda biologi berupa mikroba, tumbuhan atau hewan; 2) adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri; dan 3) produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Apa dan Bagaimana

1. Bioflok sebagai Salah Satu Alternative Budidaya

Tantangan yang dihadapi oleh para praktisi budidaya adalah :
1.Terus menurunkan biaya pakan, karena pakan mempresentasikan biaya operasional terbesar dalam budidaya intensif( biasanya 50%)
1. Meningkatkan efisiensi konversi pakan
2. Meminimalkan pengaruh negatif terhadap lingkungan

Pakan biasanya dipandang sebagai sumber polutan terbesar dalam budidaya, karena ikan atau udang hanya mampu memanfaatkan protein pakan sekitar 25%, sehingga dibutuhkan protein tinggi untuk mengkompensasi pemanfaatan protein yang rendah tsb. Pakan formulasi seringkali hanya ditujukan untuk kepentingan hewan target (ikan atau udang yang dipelihara), satu factor yang sering diabaikan adalah kontribusi nutrisional terhadap lingkungan. Di sistem air deras, kontribusinya mungkin dapat diabaikan. Tetapi disistem intensif dengan sedikit atau tanpa ganti air dan bermuatan organic yang berat, seperti petak udang atau ikan nila, pengaruhnya sangat substansial. Oleh karena itu, masalah yang sering muncul berhubungan dengan intensifikasi budidaya adalah akumulasi ammonia di air sebagai produk akhir metabolisme yang utama dari katabolisme protein/de-aminasi protein.

2. Bagaimana membentuk Bioflok?
Aerasi & Pengadukan
Di system budidaya, kandungan oksigen di air lebih dipengaruhi oleh aktifitas alga dan bakteri daripada species budidaya. Karena dalam sistem ini petambak menurunkan atau tanpa ganti air, akibatnya terjadi akumulasi suspensi bahan organic dan bakteri yang lebih tinggi di kolam. Sebagai akibatnya, BOD meningkat dan oleh karena itu laju aerasi harus ditingkatkan.
Di samping untuk oksigenasi, aerator harus mampu menciptakan pengadukan yang cukup untuk mencegah zone sedimentasi kotoran anaerob Sedimen anaerobic akan menghasilkan produk buangan toksik seperti nitrit dan H2S. Apalagi untuk system air laut, dimana kelimpahan sulfat mendukung produksi H2S dibawah kondisi anaerobik.

Rasio C:N
Bakteri heterotrof mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk mensintesa protein dari karbon organic dan ammonia. Oleh karena itu, sangat krusial bahwa C:N harus sesuai untuk pemanfaatan bakteri. Biasanya pakan regular untuk udang berprotein tinggi setidaknya 35% dengan C:N rasio rendah sekitar 9:1, sementara bakteri membutuhkan 20 unit karbon per unit nitrogen yang diasimilasikan. C:N rasio bisa ditingkatkan dengan memberikan pakan berprotein rendah (prosentase karbohidrat tinggi) atau dengan penambahan sumber karbohidrat seperti tetes. Oleh karena itu salah satu tantangan dalam sistem ini adalah mendesain pakan yang bisa dimanfaatkan oleh organisme budidaya (udang) dan juga oleh komunitas mikrobial.
C:N rasio di bakteri hanya 4-5, tetapi hanya mengasimilasi 40% sehingga memerlukan rasio C:N > 12.5 Lebih baik jika rasio C:N rasio meningkat hingga 15-25:1 (= level protein < 25%) sumber http://www.indonesianaquaculture.com/showthread.php/32-Bioflok-Teknologi-Apa-dan-Bagaimana-!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar